Industri jasa konstruksi di Indonesia terus mencatat perkembangan yang menggembirakan. Hingga semester pertama 2024, nilai bisnis konstruksi nasional mencapai Rp 423,4 triliun, yang setara dengan 12,73 persen dari total APBN 2024 sebesar Rp 3.325,1 triliun. Angka ini memberikan optimisme besar bagi pelaku industri konstruksi, termasuk perusahaan seperti NS BlueScope Indonesia yang bergerak di sektor baja.
Menurut Wakil Presiden Sales dan Marketing NS BlueScope Indonesia, Irfan Fauzie, pertumbuhan ini menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha. “Untuk memastikan keberlanjutan tren ini, diperlukan kolaborasi antarpelaku industri dengan mengutamakan produk berkualitas guna mendukung percepatan pembangunan infrastruktur,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah program tahunan Konstruksi Indonesia 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Ditjen Bina Konstruksi. Acara ini berhasil menghadirkan lebih dari 150 merek ternama dan menarik 15.000 pengunjung. Dengan tema “Agility dan Adaptability Sektor Konstruksi yang Berdaya Saing,” kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi strategis untuk memajukan sektor konstruksi nasional.
Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, menekankan pentingnya sinergi untuk mendorong inovasi dan pengembangan teknologi di sektor ini. Dia menyebut bahwa kolaborasi adalah kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan visi pembangunan nasional. Pernyataan ini didukung oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Abdul Muis, yang menyoroti pentingnya penggunaan teknologi dan material ramah lingkungan untuk mewujudkan konsep pembangunan rendah emisi.
Momentum ini menunjukkan bahwa sektor konstruksi Indonesia siap melanjutkan pembangunan infrastruktur dengan lebih baik. Komitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan diharapkan dapat membawa dampak positif jangka panjang, sesuai dengan prioritas pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Comment